Mei 29, 2009 Oleh Heryan Tony 13

Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera

Setelah mendengar berita dari berbagai media kemaren (Kamis, 28/05/2009), mengenai penemuan adanya gunung api raksasa bawah laut pulau Sumatera tepatnya di laut Bengkulu. Di mana jaraknya sangat dekat sekali dengan daerah pesisir Bengkulu, membuat hati saya jadi was-was. Karena lokasi tempat saya tinggal sekarang kira-kira 100 meter dari bibir pantai. Berita ini sangat mengejutkan saya, bak petir di siang bolong.

Penduduk daerah pesisir yang selama ini telah merasa was-was akan tsunami, ditambah dengan penemuan ini. Berikut infonya yang saya petik dari ANTARA:

Jakarta (ANTARA News) – Para pakar geologi Indonesia, AS dan Prancis berhasil menemukan gunung api bawah laut raksasa berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter yang berada 330 km arah barat kota Bengkulu.

Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institute de Physyque du Globe) Paris.

“Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua,” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam, BPPT, Yusuf Surachman kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Gunung api bawah laut berada di Palung Sunda di barat daya Sumatera, 330 km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut.

Meskipun gunung ini ketahui memiliki kaldera yang menandai sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini.

“Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus,” katanya.

Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGGVeritas itu adalah yang pertama di dunia karena menggunakan streamer terpanjang, 15 km, dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik.

Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50km) yang meliputi palung Sunda, Prisma Akresi, Tinggian Busur Luar (Out Arch High) dan Cekungan Busur Muka (Fore Arch Basin) perairan Sumatera.

Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing.

Tim ahli dari Indonesia, AS dan Prancis kemudian bekerjasama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).

Namun, pada hari ini muncul pendapat dari Direktur Pusat Penelitian Geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Iskandar Zulkarnain, yang mengatakan bahwa kemunculan gunung api tidak mungkin secara tiba-tiba, dan Kepala S*ksi Geologi Badan Klimatologi dan Geofisika Bengkulu, Dadang Permana, mengatakan bahwa lokasi keberadaan gunung api tersebut tidak pernah terdeteksi adanya gerakan vulkanik. Dan masih sebatas hipotesa. Mudah-mudahan menjadi penemuan yang salah.